Senin, 25 Agustus 2008

Apakah Anak Indigo itu?

Mungkin bagi setiap orang anak indigo ialah anak yang aneh tetapi, ada baiknya kita mengetahui apakah indigo itu?

Brian (bukan nama sebenarnya) punya masalah disekolah. Dia tidak mau mematuhi peraturan sekolah dan tidak suka mengerjakan pekerjaan kelas jika tidak tahu apa gunanya mengerjakan. Walaupun rangking kelasnya rendah, orangtuanya yakin bahwa anaknya memiliki karunia bakat. Dirumah dia sanggup duduk ber-jam-jam mengerjakan model pesawat. Walaupun demikian, dia dianggap anak ADD (Attention Deficit Disorder).

Jika teman sekelasnya memanggil, dia malah menangis. Dia merasa sangat tersiksa. Kadang dapat melihat cahaya berwarna melingkupi temannya dan bahkan dia dapat melihat malaikat berbicara padanya.

Dia dapat segera mengetahui jika ibunya sedang kurang sehat, dan ketika dia meletakkan tangannya dipunggungnya maka ibunya segera sembuh. Dia merasa mudah terganggu dengan masalah-masalah dunia seperti masalah gelandangan dan perusakan hutan, dia ingin membantu menyelesaikan masalah ini untuk memperbaiki dunia. Brian adalah seorang anak Indigo.


Banyak anak-anak sekarang yang terkategorikan sebagai Anak Indigo, juga disebut “Children of the Sun” oleh para ahli dari Amerika. Atau disebut juga sebagai “Millennium Children”. Para ahli mengatakan lebih dari 90% dari anak-anak dibawah 12 tahun, dan beberapa mengatakan walau dalam persentase yang tidak besar terdapat Indigo dewasa. Anak-anak ini teridentifikasi melalui adanya karakteristik yang unik. Mereka cerdas dan kreatif, namun bersifat sulit diatur pada kekuasaan dan system secara umum. Mereka sering disalahdiagnosa sebagai ADD yang membutuhkan terapi untuk mengatasi sifatnya. Secara fisik dan emosional mereka sangat sensitive. Mereka juga sangat perhatian dan empati terhadap orang lain, juga beberapa menjadi terlihat tidak berperasaan. Anak Indigo dapat mudah marah dan kasar, mereka membutuhkan keyakinan bahwa dirinya diterima dan memerlukan konseling. Indigo juga mempunyai rasa depresi diusia muda jika mereka merasa tidak mengapa mereka dilahirkan atau merasa tidak mempu berbuat apa-apa untuk memperbaiki dunia.


Sarah (bukan nama sebenarnya), seorang Anak Indigo, mengatakan, “sebagai seorang anak, aku tahu bahwa aku berbeda. Suatu kenyataan terjadi ketika aku masih di Pre-school. Suatu hari, ketika aku sedang mengamati seorang wanita tengah baya sedang duduk makan sendirian di restoran, aku merasa berpikir tentang waktu, usia dan kematian. Aku merasa sakit perut ketika perhatianku tertuju pada wanita tadi yang sudah mendekati akhir hidupnya, aku menjadi gelisah pada bayanganku sendiri, dan perasaan yang sangat luarbiasa empati pada segala sesuatu yang hidup atau akan hidup (yang saya tahu mereka akan melalui kekacauan spiritual yang sama). Sebuah kesedihan yang tidak biasa merambati diriku, aku tidak akan pernah lupa bahwa saat itu usiaku baru empat tahun. Aku seperti berusia lebih dari 80 tahun”
Cerita Sarah menunjukkan Indigo yang mempunyai rasa kemanusaiaan yang sangat kuat (strong humanity). Generasi Indigo mempunyai misi didunia untuk menolong dan membawa planet pada kesempurnaan. Anak Indigo mempunyai bakat kuat psychic yang memerlukan bantuan untuk perkembangannya. Beberapa Indigo mempunyai bakat sebagai Penyembuh alami dan beberapa diantaranya secara alamiah juga memiliki kemampuan enerji Reiki. Beberapa anak autis dan Asperger’s Syndrome juga anak-anak Indigo yang membutuhkan konselor spiritual dan berbagai terapis enerji seperti Reiki, Shamballa, dan sebagainya yang mana hal ini akan membantu anak-anak keluar dari ketertutupannya.

children

Anak-anak Indigo adalah nama yang diperoleh dari warna indigo yang dominan dari warna aura (warna biru-merah). Warna Indigo menunjukkan cakra mata ketiga, pusat aktivitas dari enerji psychic, yang terbuka pada anak-anak Indigo. Indigo memahami perbedaan yang sangat tipis antara dunia kasat dan dunia spiritual, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengakses informasi dari sini, orang lain tidak mampu. Kebanyakan perilaku anak Indigo dapat dipahami dari aspek ini.


Mempelajari anak-anak Indigo akan memperbaiki kemampuan kita untuk lebih memahami anak-anak secara umum. Hal ini juga akan membantu kita untuk lebih memahami kekuatan baru yang datang ke bumi melalui enerji yang dibawa anak-anak Indigo, yang membantu kita mempelajari hidup bersama orang lain dengan lebih harmonis. Mereka dilahirkan untuk memberikan pencerahan dunia dan membawa kita untuk lebih baik, siap atau tidak siap. Merkalah yang akan membimbing kita untuk cara-cara baru dalam bertingkahlaku, berpikir, dan merasakan melalui anak-anak yang perilaku, pikiran dan perasaannya berbeda. Hal ini tidak sama seperti belajar dari orang yang lebih tua yang sudah hidup lebih lama dalam kultur/budaya yang harus dirubah secara berlawanan.


Perasaan yang diekspresikan Indigo ditulis secara ringkas oleh Tegan : “ Jika aku dapat meminta apa saja untuk dunia ini, adalah untuk orang-orang agar berlomba-lomba untuk saling memahami, dapat menerima dan mencintai sesama diseluruh dunia !”(by Wendy Chapman)

Email

Masih ingatkah kita dengan H.Mutahar

H. Mutahar, Sang Pencipta Lagu Hari Merdeka

Posted by: faw


Pak Mutahar

Setiap tahun apabila kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sudah bisa dipastikan bahwa kita akan sering mendengar Lagu Hari Merdeka yang diciptakan oleh Bapak Husein Mutahar (Alm) yang dinyanyikan baik itu oleh anak-anak, maupun orang dewasa. Namun dibalik lagu itu, tahukah anda siapa tokoh pencipta lagu tersebut ? Disini aku mencoba untuk menuliskan sedikit tentang beliau yang aku cuplik dari berbagai sumber.

Bapak Husein Mutahar lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 5 Agustus 1916. Perjalanan pendidikan formalnya dimulai dari ELS (Europese Lagere School atau sama dengan SD Eropa selama 7 tahun) , kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Ondewwijs atau sama dengan SMP selama 3 tahun) dan dilanjutkan ke AMS (Algemeen Midelbare School atau sama dengan SMA selama 3 tahun) Jurusan Sastra Timur khususnya Bahasa Melayu, di Yogyakarta. kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Gajah Mada dengan mengambil Jurusan Hukum dan Sastra Timur dengan khusus mempelajari Bahasa jawa Kuno namun perkuliahan nya hanya 2 tahun karena selanjutnya drop out (DO) karena harus ikut berjuang.

Kemudian tentang riwayat pekerjaan beliau antara lain adalah :

  1. Guru Bahasa Belanda di SD Islam swasta di Pekalongan,
  2. Wartawan berita kota dari Surat Kabar berbahasa Belanda “Het Noorden ” di Semarang tahun 1938,
  3. Klerk di Cosultatie Bureau der Afdeling Nijverheid voor Noord Midden Java, Departement Ekonomische Zaken, 1939-1942
  4. Sekretaris Keizai Bucho (Kepala Bagian Ekonomi) Kantor Gubernur Jawa Tengah, 1943.
  5. Pegawai Rikuyu Sokyoku (Jawatan Kereta Api Jawa Tengah Utara) di Semarang, 1943-1948.
  6. Sekretaris Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia, 1945-1946.
  7. Ajudan III, kemudian Ajudan II Presiden Republik Indonesia 1946-1948.
  8. Pegawai Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 1969 - 1979.
  9. Diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka (Dirjen Udaka) Departemen P&K, 1966-1968.
  10. Diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia pada Tahta Suci di Vatikan, 1969-1973.
  11. Direktur Protokol Departemen Luar Negeri merangkap Protokol Negara, 1973-1974
  12. InspekturJenderal Departemen Luar Negeri dan selama 16 bulan, merangkap Direktur Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, merangkap Kepala Protokol Negara, 1974.
  13. Pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil, golongan IVe.

Dalam kehidupan ber-Organisasi pengalaman beliau adalah sbb :

  1. Pemimpin Pandu dan Pembina Pramuka, 1934-1969
  2. Anggota Partai Politik, 1938 - 1942
  3. Kepala Sekolah Musik di Semarang, sebagai tempat penanaman, penyebaran, dan pengobaran semangat kebangsaan Indonesia, dan sebagai gerakan penyebaran semangat melawan Jepang dan kamuflase gerakan subversi melawan Jepang, 1942-1945
  4. Anggota AMKRI (Angkatan Muda Kereta Api Indonesia) di Semarang, 1945.
  5. Anggota BPRI (Badan Pemberontak Rakyat Indonesia) Jawa Tengah, 1945.
  6. Anggota redaksi majalah ”Revolusi Pemuda”, 1945-1946.
  7. Gerilya, 1948-1949
  8. Ikut mendirikan dan bergerak sebagai pemimpin Pandu serta kemudian menjadi anggota Kwartir Besar Organisasi Persatuan dan Kesatuan Kepanduan Nasional Indonesia ”Pandu Rakyat Indonesia”, 28-12-1945 s.d. 20-5-1961
  9. Ikut mendirikan dan bergerak sebagai Pembina Pramuka, duduk sebagai anggota Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Andalan Nasional Urusan Latihan, 1961-1969
  10. Sekretaris Jenderal Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, 1973 -1978, dan anggota biasa, 1978-2004.

Sekilas cerita tentang terciptanya Lagu Hari Merdeka yang sering diperdengarkan pada saat Aubade HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, menurut pengakuan beliau sendiri, diciptakan di dalam toilet Hotel Garuda Yogyakarta. Ketika itu ia sekamar dengan Hugeng yang kemudian menjadi Kepala Polri, dimana pada saat itu sedang bersama-sama mengawal Bung Karno. Hugeng kebingungan mencarikan kertas dan pulpen karena Mutahar tergopoh-gopoh hendak menuangkan gagasannya ke atas kertas. Selanjutnya, karya cipta lainnya dari H. Mutahar yang cukup dikenal adalah lagu SYUKUR. Menurut beliau, lagu Syukur ini diciptakan pada tahun 1944, adalah sebuah puji syukur yang dipersiapkannya untuk menyambut Kemerdekaan RI yang ketika itu diduganya sudah hampir tercapai.

Bapak Husein Mutahar kemudian meninggal dunia pada tanggal 9 Juni 2004 pada usia 87 tahun. Walaupun beliau berhak dimakamkan di Makam Taman Pahlawan Kalibata karena memiliki Tanda Kehormatan Negara Bintang Mahaputera atas jasanya menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih dan juga memiliki Bintang Gerilya atas jasanya ikut berperang gerilya pada tahun 1948 - 1949 tetapi Beliau tidak mau dan kemudian dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan.