Sabtu, 18 Desember 2010

Jakarta The Megacities on NatGeo Metro TV

Kebayang ga sih rencana pembangunan Jakarta sama penanggulangan permasalahannya untuk beberapa tahun ke depan? Metro TV sempet nyiarin National Geography Jakarta The Megacity, yang pengemasannya pasti bener2 membuat tmen2 terkagum-kagum,
bagi temen2 yang belum sempet nonton (mungkin gara2 nonton pertandingan Timnas piala AFF suzuki cup, klo ga salah jamnya brengn) bisa buka link youtube di bawah ini, dijamin keren abis!!

Jembatan Suspensi Tradisional yang Menakjubkan

1. Jembatan Kothmale Oya Sri Langka



Kotmale Oya titian. Kotmale Oya adalah sebuah sungai yang ada di Sri Langka. Kotmale Oya titian ini merupakan anak sungai dari Mahawei Ganga, yang bermula dari dataran Horton.

2. Jembatan Hussaini Borit Lake Pakistan


Jembatan Telaga Borith adalah sebuah danau yang ada di utara Areas Pakistan. Borith adalah suatu dusun kecil yang ada di sekitar barat laut Hussaini, suatu desa dekat Gulmit, Gojal, dibagian atas Hunza. Ketinggian jembatan ini secara kasar sekitar 2.600 m (8,500 kaki) di atas permukaan laut.

3. Jembatan Carrick a-Rede Irlandia Utara

Jembatan tali Carrick-a-Rede. Jembatan tali Carrick-a-Rede adalah satu jembatan suspensi tali dekat Ballintoy, Provinsi Antrim, Irlandia bagian utara. Jembatan ini menghubukan daratan utama ke Carrick kecil Island. Itulah sebabnya mengapa nelayan ikan salem mendirikan jembatan agar bisa menghungkan pulau sejak 300 tahun yang lalu, namun pada tahun 1970-an kondisi jembatan tidak seburuk saat ini. sekarang jembatan ini hanya jadi saksi bisu sejarah pernelayanan rakyat Irlandia Utara.
4. Jembatan Yangtse Zang Tibet

Sungai Yangtze atau Chang Jiang atau Drichu di Tibet adalah sungai paling panjang di Asia dan ketiga terpanjang di dunia, setelah Sungai Nil di Afrika, dan Amazon di Amerika Selatan. Panjang sungai ini 6,380 km yang membentang dari Provinsi Qinghai kearah timur laut Cina selatan di Shanghai.
5. Arun Bridge Nepal

Sungai Arun adalah sebuah sungai yang mengalir melewati Nepal, Tibet dan Cina dan menjadi satu anak sungai di Gangga. Ketinggian 3000 kaki dari atas sungai River, dimasa lalu jembatan ini sering digunakan oleh masyarat untuk menyebrangi sungai. Tetapi pada abad pertengahan jembatan ini rusak dan dibiarkan begitu saja oleh penduduk sekitar.
6. Jembatan Tali Inca Peru

Jembatan tali Inka adalah jembatan suspensi sederhana yang curam dan rapuh yang disediakan untuk akses pada jaman kekaisaran Inca. jembatan jenis ini adalah alternatif paling tepat dikala itu, karena masyarakat Inca tidak terbiasa menggunakan pengangkutan beroda.

7. Jembatan Tali Kawat Scotlandia

Jembatan tali kawat - Glen Nevis. Celah gunung Nevis (dari Gaelic Gleann Nibheis) adalah satu celah gunung indah dan populer di Lochaber, Dataran tinggi, Skotlandia, dengan benteng pertahanan Williamdikakinya. Jembatan ini membentang dari arah selatan Mamore ke arah Utara Mounns tertinggi di kepulauan Inggris : Ben Nevis, Corn Mor Dearg, Aonach Mor, dan Aonach Beag. Sungai yang mengalir dibawan jembatan ini berasal dari satu dari tiga air terjun tertinggi di Skotlandia,Steall Falls, dimana sebuah Allt Coire 'Mhail bergabung Water Nevis dalam celah gunung.

8. Jembatan Keshwachaka Peru

Suku Inca di Peru sangat ahli dalam membuat jembatan terutama di tebing-tebing curam. Konon dulunya jembatan ini dipergunakan sebagai ritual persembahan pada Dewa Api dengan cara mengorbankan anak perawan yang diceburkan dari atas jembatan ini.

9. Jembatan Nu Nationality China


Jembatan ini membelah sungai Nu Jiang di negara bagian China. Suku Nu adalah suku minoritas yang bertahan hidup di Bijiang sebagai sang pembuat jembatan ini terletak di barat daya Propinsi Yunnan. Sungai ini berarus sangat deras dan dalam. awalnya jembatan ini adalah dari rotan yang diikat untuk mencari ikan dengan cara menjala tapi lama-kelamaan suku Nu menjadikannya jembatan.

Jembatan Selat Sunda (kebesaran teknologi Indonesia)

Jembatan selat sunda akan dibangun melintasi selat sunda yang menghubungkan antara pulau Jawa dan pulau Sumatra
kalau ini dapat terealisasikan, jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang di dunia. Jembatan rencananya akan berada pada 70 meter di atas permukaan laut, dan melewati tiga pulau-pulau kecil di selat itu, yaitu Pulau Prajurit, Ular, dan Sangiang. Ini merupakan jembatan dengan panjang 29 kilometer yang akan menjadi jembatan terpanjang di dunia.


Bila tak ada halangan jembatan ini akan dibangun pada tahun 2012 dan selesai tahun 2025


Dari hasil kajian yang dilakukan di Bangungraha, pembangunan jembatan sepanjang 29 kilometer ini sedikitnya akan menelan biaya Rp 100 triliun. Lama pembangunan diperkirakan mencapai 10 tahun

Kontraktor: Hak dan Kewajibannnya

Seorang kontraktor atau dengan istilah lain dikenal juga dengan sebutan kontraktor umum (general contractor) adalah seseorang atau sekelompok individu yang melakukan kerja sama atau menandatangani kontrak dengan sebuah organisasi atau seorang individu lainnya (pemilik) untuk suatu pekerjaan seperti konstruksi, renovasi, atau pembongkaran suatu gedung, jalanan, atau struktur bangunan fisik lainnya. Seorang kontraktor umum akan dianggap sebagai kontraktor jika ia menjadi penandatangan yang sekaligus juga menjadi sebagai penanggung jawab dilaksanakannya suatu kontrak proyek konstruksi utama (Setiawan, 2010: 13)
Seorang kontraktor bertanggung jawab terhadap sarana-sarana dan metode-metode yang akan digunakannya untuk menjalankan proyek konstruksi sesuai dengan pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada dalam dokumen kontrak. Dokumen-dokumen kontrak tersebut biasanya meliputi perjanjian kontrak berisi anggaran belanja proyek, kondisi umum, dan kondisi-kondisi khusus proyek serta rencana dan spesifikasi proyek yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh desainer professional, misalnya seorang arsitek. Seorang kontraktor biasanya juga bertanggung jawab terhadap pengadaan material yang akan digunakan. Selain itu, ia juga harus menyediakan tenaga-tenaga kerja untuk menjalankan proyek tersebut. Seorang kontraktor dalam menjalankan tugasnya juga harus menyediakan peralatan-peralatannya sendiri yang ia perlukan untuk menangani proyek yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu, dalam menjalankan pekerjaanya, kontraktor biasanya membagi pekerjaannya dengan kontraktor lain yang mempunyai keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak dikuasai oleh kontraktor utama. Orang-orang yang menjalankan pekerjaan kontraktor dari kontraktor lainnya biasa disebut sub-kontraktor.
Subkontraktor adalah seorang individu atau dalam beberapa hal seorang usahawan yang menandatangani kontrak untuk melaksanakan sebagian atau seluruh kewajiban dari kontrak orang lain (Setiawan, 2010: 14). Subkontraktor biasanya disewa atau dipekerjakan oleh kontraktor umum (atau kontraktor utama) untuk melaksanakan tugas tertentu sebagai bagian dari seluruh proyek. Meski konsep umumnya subkontraktor bergerak di bidang pekerjaan bangunan dan teknik sipil, jangkauan pekerjaan subkontraktor sekarang ini semakin meluas. Bahkan, mungkin sebagian besar subkontraktor sekarang ini bergerak di bidang teknologi informasi dan sektor informasi bisnis. Insentif penggunaan subkontraktor adalah untuk mengurangi biaya atau risiko proyek. Dengan cara ini, kontraktor umum menerima layanan yang sama atau lebih baik ketimbang yang disediakan oleh kontaktor umum sendiri. Banyak subkontraktor melakukan pekerjaan untuk perusahaan yang sama ketimbang perusahaan-perusahaan lain. Hal seperti ini memungkinkan subkontraktor untuk lebih mengasah keterampilan mereka. Beberapa tipe subkontraktor, yaitu
1. Subkontraktor domestik
Subkontraktor domestik adalah subkontraktor yang menandatangani kontrak utama untuk menyuplai atau memberikan setiap material, barang, atau melaksanakan pekerjaan dari kontrak utama. Secara esensial, subkontraktor ini dipekerjakan oleh kontaktor utama.
2. Subkontraktor ternominasi
Kontrak-kontrak tertentu mengizinkan petugas arsitek atau pengawas untuk menyediakan hak seleksi final dan persetujuan subkontraktor. Kontraktor utama diizinkan mancari keuntungan dari pemanfaatan subkontraktor tenominasi dalam hal ini, meski harus memberikan penyediaan (biasanya persediaan air bersih dan listrik untuk memampukan subkontraktor ternominasi melakukan pekerjaannya). Sebagai akibatnya, penunjukan subkontraktor ternominasi menetapkan suatu hubungan kontraktual secara langsung antara klien dan subkontraktor.
3. Subkontraktor bernama
Subkontraktor ini secara efektif sama dengan subkontraktor domestik. Subkontraktor ini adalah subkontraktor yang melakukan kontrak dengan kontraktor utama untuk memberikan material, barang, atau pelaksanaan pekerjaan yang membentuk bagian dari kontrak utama. Secara esensial, kontraktor ini dipekerjakan oleh kontraktor utama.
Kontraktor independen adalah seorang individu, badan usaha, atau perusahaan yang menyediakan barang atau jasa kepada individu, badan usaha, atau perusahaan lain di bawah persyaratan-persyaratan tertentu yang dituangkan ke dalam sebuah kontrak atau kesepakatan tertulis (Setiawan, 2010: 16). Kontraktor independen tidak bekerja dalam waktu yang teratur untuk satu panitia pengadaan barang atau jasa. Kontraktor independen bekerja jika diperlukan. Karena sifatnya yang demikian itu, kontraktor independen dibayar atas dasar paro waktu. Kontraktor independen ini sering bekerja dalam sebuah perusahaan yang terbatas yang mereka miliki sendiri atau bekerja di bawah perusahaan lain.

Hak dan kewajiban kontraktor diatur dalam kontrak yang telah disetujui. Kotrak merupakan perjanjian tertulis yang mengikat secara hukum antara dua pihak (atau lebih) yang membuat perjanjian dimana satu pihak melakukan pekerjaan dan pihak lain memberikan imbalan atas pekerjaan yang dilakukan dan berlaku hubungan jasa dan imbalan. Hak dan kewajiban dalam satu kontrak bisa berbeda-beda dengan kontrak yang lain tergantung ketentuan-ketentuan kontrak yang bersangkutan. Hal yang terpenting mengenai pengelolaan kontrak adalah bagaimana melindungi diri terhadap tuntutan atau atau klaim dan mengajukan tuntutan atau klaim untuk hak langsung (pembayaran pekerjaan) dan hak tidak langsung (penyerahan lapangan terlambat).
Tugas dan tanggung jawab perusahaan kontraktor meliputi :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syarat-syarat, penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa;
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui oleh konsultan perencana;
3. Merencanakan tentang perencanaan dan pengendalian waktu, biaya, kualitas, dan keselamatan kerja;
4. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat;
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Tugas dan tanggung jawab lain dari perusahaan kontraktor, yaitu
1. Meminta persetujuan untuk subkontraktor, contohnya untuk pengadaan bahan-bahan material (pekerjaaannya minimal 30 % dari nilai proyek);
2. Memberikan jaminan pelaksanaan atau uang muka pelaksanaan proyek;
3. Melaksanakan, menyelesaikan, dan memelihara pekerjaan;
4. Memperbaiki cacat-cacat pada pelaksanaan proyek;
5. Menyediakan bahan-bahan material, alat-alat pelaksanaan proyek, dan tenaga kerja pelaksanaan proyek.

Hak yang dapat didapat oleh perusahaan kontraktor, yaitu
1. Mendapat kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian bahwa pemilik proyek tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek secara sepihak selain ketentuan-ketentuan yang tertulis di dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak;
2. Mendapat kepastian pembayaran setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai tepat waktunya;
3. Mendapat jaminan asuransi kepada tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan proyek.
Hak dan kewajiban perusahaan kontraktor harus tertuang dalam kontrak pelaksanaan proyek. Ini untuk menjamin agar tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek dapat selesai tepat pada waktunya.

Konstruksi Bangunan di Tengah Lautan

Kota ditengah Laut ini atau disebut juga Oil stone terbentuk di awal 1940-1950an, karena efek perang dunia II yang saat itu di perlukan sumber energi yg begitu banyak (minyak).

Sebelumnya rusia sudah mempunyai sumber minyak didaratan, namun karena perang dunia ke II, lama-lama sumber minyak tersebut habis, hingga akhirnya timbul ide untuk membangun oil stone city ini yang letaknya di tengah2 laut lepas,untuk memaksimalisasikan proyek pengambilan minyak di laut lepas itu sendiri.

Panjang jalanan kotanya sendiri bila di gabungkan 350 km (200 mil), disini terdapat juga sekolah, air mancur, gedung2, bahkan lapangan bola berumput untuk anak-abak yang ingin bermain bola. Kota ini bahkan di tinggali oleh 2.000 jiwa, dan jarak kota ini ke daratan sejauh 42km gan, dan masyarakat kota ini terlihat bahagia hidup di kota yg mengapung di tengah-tengah laut ini.

Konstruksi Rumah Iglo Orang Eskimo

Bangsa Eskimo yang hidup di lingkar atas kutub utara memiliki sebuah rumah unik yang bernama Igloo, di katakan unik karena seluruh bagian rumah terbuat dari es dan bentuknya setengah bundar ( Dome ) dan berpintu masuk berupa silinder. Seperti kebutuhan rumah manusia lainnya, orang orang eskimo juga memiliki alasan membuat Igloo untuk berlindung dari udara dingin, hewan buas ( hewan buas kutub seperti beruang ). Bangunan Igloo ini memiliki konstruksi yang kuat karena di buat dengan Es yang tak mudah meleleh dan mereka membuat Igloo waktu saat musim dingin akan datang jadi bisa dikatakan kalo rumah jenis ini merupakan rumah temporer yang hanya ada waktu musim dingin karena saat musim hangat (panas/summer) Igloo akan meleleh. Suhu di dalam rumah Iglo cukup hangat dan nyaman ditinggali dan tak terpengaruh suhu diluar yang bisa sampai -45 derajat celcius dan semua kegiatan dilakukan di dalam rumah tersebut.

Igloo terdiri dari 3 jenis yang dibedakan menurut besar ruangan dan kegunaan:

* Igloo tipe kecil untuk tempat berlindung sementara (semalam atau dua malam) yang sering dibangun pemburu sewaktu berburu di padang atau lautan es.

* Igloo semipermanen berukuran sedang untuk tempat tinggal keluarga. Di dalamnya hanya terdiri dari 1 ruangan yang bisa ditinggali bersama oleh 2 keluarga. Sejumlah igloo semipermanen di suatu daerah membentuk permukiman "desa orang Inuit".

* Igloo berukuran besar yang dibuat untuk kesempatan khusus. Dibangun dari igloo berukuran lebih kecil yang dirombak agar menjadi lebih besar, tapi bisa juga merupakan bangunan baru. Di dalam igloo berukuran besar terdapat 5 ruangan dan dapat menampung sampai 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo berukuran kecil yang dihubungkan dengan terowongan, sehingga hanya ada satu jalan masuk untuk beberapa igloo. Di dalam igloo berukuran besar bisa diadakan pesta bersama, dansa tradisional (musik Inuit dan Katajjaq).


Bagaimana membuat Iglo?



Arah menyusun balok es sewaktu membuat igloo
yang jelas butuh balok balok es sempurna kuatnya dan kokoh, kemudian balok balok disusun seperti
layaknya kita menyusun bata pada saat membuat dinding/tembok rumah, dan es es tadi akan saling terpaut erat/menempel akibat terpaan angin dan akan menjadi kokoh dengan sendirinya. Lubang bekas galian salju dijadikan ruangan depan di dekat pintu masuk. Bagian dalam yang lebih tinggi dijadikan ruang keluarga dan ruang tidur. Terowongan kecil sering dibangun di depan pintu masuk, agar angin dari luar tidak langsung masuk ke dalam dan kehangatan dari dalam tidak lari ke luar sewaktu pintu dibuka. Salju merupakan bahan pelapis yang baik, sehingga ruangan di dalam igloo bisa dijadikan tempat tinggal yang hangat dan nyaman. Satu atau dua balok es pada dinding perlu dilepas untuk membuat jendela dan ventilasi agar ruangan dalam igloo tidak gelap ketika pintu dari balok salju ditutup.

Igloo merupakan konstruksi kubah yang unik, karena dibangun dari balok-balok yang saling menopang satu sama lainnya tanpa menggunakan struktur rangka. Bila dibangun dengan benar, bagian atap kubah igloo sanggup menahan berat satu orang yang berdiri di atasnya. Panas dari lampu tradisional Inuit yang disebut qulliq bisa melumerkan es pada bagian dalam igloo, tapi bagian es yang mencair bisa segera beku kembali dan membentuk lembaran es baru yang menambah kekuatan bangunan igloo.

Igloo tampak samping: (1). ruang keluarga/ruang tidur (
2). pintu masuk dan tempat penyimpanan barang (3). jendela (4). ventilasi

Ruang tidur terletak di bagian dalam rumah yang lebih tinggi daripada ruangan yang ada di dekat pintu masuk. Bagian dalam igloo yang lebih rendah merupakan ruangan tempat udara dingin berkumpul, karena udara dingin yang mempunyai berat jenis tinggi mengalir ke bawah. Sebaliknya, udara panas yang mempunyai berat jenis rendah mengalir ke atas, sehingga ruang tidur tetap hangat bila dipasang pemanas, lampu, atau tidur dengan hanya memakai selimut. Ada pula (Orang Inuit Tengah, khususnya yang tinggal di Selat Davis) yang memodifikasinya dengan melapisi ruang keluarga dengan kulit hewan. Suhu ruangan dalam igloo yang dilapisi kulit hewan bisa 2°C hingga 10-20°C lebih hangat dibandingkan tanpa pelapis


Three Gorges Dam : Biggest Dam In World

Cina semakin membuktikan pada dunia bahwa perkembangan teknologi khususnya di bidang infrastruktur berkembang dengan cepat di negara tersebut. Hal ini dibuktikan ketika Cina berhasil membangun salah satu karya monumental dalam bidang Teknik Sipil, yaitu bendungan terbesar di dunia. The Three Gorges Dam itulah nama bendungan yang diklaim sebagai bendungan terbesar yang pernah dibangun oleh umat manusia. Bendungan Three Gorges Dam ini merupakan jenis bendungan hidroelektrik yang dibangun di kawasan Sungai Yangtze. Secara spesifik, bendungan Three Gorges Dam terdapat di District Yiling, Yichang, Provinsi Hubei, China.
Konstruksi pembangunan bendungan ini dimulai pada 14 Desember 1994. Pembangunan bendungan ini, khususnya untuk pembangunan badan bendung selesai pada tahun 2006. Secara keseluruhan, pembangunan bendungan ini selesai pada 30 Oktober 2008. Bendungan Three Gorges Dam ini dilengkapi dengan 26 turbin pembangkit listrik atau generator listrik dengan kapasitas masing-masing 700 MW. Listrik yang dihasilkan oleh bendungan ini sebagian besar merupakan produk komersial. Pembangunan bendungan ini sebelumnya merupakan proyek yang kontroversial. Banyak pihak yang mempertanyakan mengenai keseimbangan ekologis yang diakibatkan bila bendungan ini dibangun. Sebabnya, karena untuk pembangunan bendungan ini, 3 desa harus ditenggelamkan dan banyak masyarakat yang harus dipindahkan akibat konsekuensi logis dari pembangunan bendungan ini.
Bendungan Three Gorges Dam ini memiliki dimensi panjang 2.335 m (7.661 ft) dan dimensi tinggi 185 m (607 ft). Bendungan ini merupakan jenis gravity dam. Kapasitas yang mampu ditampung oleh bendungan ini sebesar 39,3 km3, daerah tangkapan (catchment area) sebesar 1.000.000 km2, dan surface area 1.045 km2. Mengingat daya tampung yang sedemikian besar ini, tidak heran kalau bendungan ini mampu menghasilkan daya listrik yang sangat besar. Kapasitas terinstalasi yang dimiliki oleh bendungan ini sebesar 18.200 MW dan annual generation sebesar 80.000 GWh. Material yang dipergunakan untuk pembangunan bendungan ini membutuhkan 200.000 m3 beton, 463.000 ton baja (jumlah baja sebanyak ini mampu membangun setidaknya 63 menara setara dengan Menara Eiffel), dan 102.600.000 m3 tanah. Pembangunan bendungan ini, khususnya untuk pembangunan dinding bendungan membutuhkan beton dengan dimensi panjang 29 meter (95 ft) dan dimensi tinggi 185 meter (607 ft). Tebal dinding bendungan pada bagian bawah setebal 1 meter (3,3 ft) dan tebal pada bagian atas setebal 40 meter (131,2 ft).
Selain menghasilkan listrik yang sedemikian besar, bendungan Three Gorges Dam ini juga berfungsi untuk irigasi bagi daerah pertanian yang berada di sekitar daerah tangkapan (catchment area) bendungan tersebut. Pemerintah Cina sadar bahwa untuk membangun bendungan ini sebagian besar lingkungan telah mengalami perubahan. Untuk itu, saat ini dan kedepannya, Pemerintah Cina berusaha semaksimal mungkin mengembalikan keseimbangan ekologis yang telah rusak tersebut. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan lingkungan seperti sediakala. Tapi, setidaknya ada upaya yang dilakukan Pemerintah Cina untuk merehabilitasi kembali lingkungan rusak yang berada di sekitar wilayah pembangunan bendungan ini.
Pembangunan apapun, terlebih lagi pembangunan di darat dan sumber-sumber air, sebaiknya memperhatikan juga dampak lingkungan yang akan diakibatkan bila pembangunan tersebut berjalan. Kerusakan lingkungan masih bisa ditolerir bila berada dalam batas yang sewajarnya. Pembangunan infrastruktur tidak mesti harus merusak alam, asal kita mampu menerapkan metode dan cara pembangunan yang sesuai dengan aturan. Akan sangat indah bila suatu saat nanti pembangunan infrastruktur, khususnya di Indonesia, berjalan selaras dan turut juga untuk membantu pengembangan lingkungan hidup di Indonesia.

Perusahaan Kontraktor


Perusahaan kontraktor dapat didefinisikan sebagai orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peratura, dan syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto, 2002). Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Perusahaan kontraktor dalam manajemen konstruksi meliputi empat tingkatan hierarki, yaitu (1) tingkat organisasional; (2) tingkat proyek; (3) tingkat operasional; (4) tingkat penugasan kerja (Halpin dan Rigss, 1992). Tingkatan organisasi dan proyek terfokus pada komponen fisik proyek, sedangkan pada tingkatan operasional dan penugasan lebih terfokus pada proses pelaksanaan di lapangan. Oleh sebab itu, setiap tingkatan yang ada membutuhkan sumber daya manusia yang berbeda-beda.
1. Tingkat Organisasi
Tingkat organisasi berhubungan dengan berbagai macam fungsi manajemen perusahaan yang di antaranya membentuk interaksi di antara kantor pusat (head office) dan bagian lapangan (field agents). Keputusan yang diambil pada tingkat organisasional berhubungan dengan penawaran proyek dan perekrutan personal dalam perusahaan.
2. Tingkat Proyek
Tingkatan ini didominasi oleh tujuan utama dari suatu proyek, yaitu pengendalian biaya, waktu, dan sumber daya alam. Peran manajer proyek sangat dibutuhkan dalam tingkatan ini. Selain itu, jenis-jenis pekerjaan seperti perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
3. Tingkat Operasional
Tingkat operasional berhubungan dengan teknologi dan metode pelaksanaan konstruksi. Tingkatan ini terfokus pada pelaksanaan proyek di lapangan. Biasanya, operasional konstruksi merupakan hal yang kompleks dan mencakup berbagai proses, yang mana setiap proses tersebut menggunakan teknologi yang berbeda-beda dengan penugasan kerja yang berurutan.
4. Tingkat Penugasan
Tingkat penugasan berhubungan dengan identifikasi dan penugasan para personel untuk pekerjaan yang ada di lapangan (field agents) sehingga dalam tingkat ini keahlian pekerja perlu diperhatikan.

4.2.1 Pengertian Dasar CV
CV atau Commanditaire Vennontschap yang biasa disebut persekutuan komanditer adalah suatu perusahaan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang secara tanggung menanggung, bertanggung jawab secara seluruhnya, atau secara solider, dengan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldschieter), dan diatur dalam KUHD.
CV pada konsepnya merupakan permitraan yang terdiri dari satu atau lebih mitra biasa dan satu atau lebih mitra diam (komanditer), yang secara pribadi bertanggung jawab untuk semua utang permitraan, dan bertanggung jawab hanya sebesar kontribusinya. Kehadiran mitra diam adalah ciri utama dari CV atau permitraan terbatas.
Berkaitan dengan soal pengurusan persekutuan, sekutu komanditer dilarang melakukan pengurusan meskipun dengan surat kuasa. Ia hanya boleh mengawasi kepengurusan jika memang ditentukan demikian di dalam anggaran dasar persekutuan. Bila ketentuan ini dilanggar, Pasal 21 KUHD memberi sanksi yang mana sekutu komplementer bertanggung jawab secara pribadi secara pribadi untuk keseluruhan. Dalam CV hanya sekutu komplementer yang boleh mengadakan hubungan terhadap pihak ketiga. Jadi, yang bertanggung jawab kepada pihak ketiga hanya sekutu komplementer.



Status hukum CV, yaitu
1. Perlu diingat bahwa CV bukanlah ”BADAN HUKUM”, melainkan ”BADAN USAHA;”
2. Kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayan CV;
3. Penyetoran modal pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak disebutkan pembagiaannya seperti halnya PT. Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal tersebut.
Ada beberapa perbedaan antara mitra biasa dan mitra diam (pasif), berikut cirinya :
1. Mitra biasa mempunyai hak untuk mengelola CV, sedangkan mitra diam tidak;
2. Mitra biasa secara pribadi bertanggung jawab untuk mengelola CV, sedangkan mitra diam hanya bertanggung jawab untuk transaksi CV sampai sejumlah kontribusinya, dalam hal ini mitra diam kurang lebih dalam posisi sama seperti pemegang saham PT.

4.2.2 Persyaratan Mendirikan
Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup hanya dengan akta notaris. Namun, untuk memperkokoh posisi atau legalitas badan usaha CV, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada pengadilan negeri setempat, tidak lupa dengan membawa Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan (sebagaimana tender atau lelang pemerintah umumnya membutuhkan kelengkapan dokumen perizinan). Berikut ini hal-hal yang harus dipersiapkan ketika membuat akta pendirian di notaris:
1. Nama yang akan digunakan oleh CV tersebut;
2. Tempat kedudukan CV;
3. Susunan siapa selaku persero aktif dan persero diam serta jabatannya;
4. Maksud dan tujuan pendirian CV.

4.2.3 Dasar Hukum
Dasar hukum pendirian CV diatur dalam KUHD, khususnya pasal 19 s/d 21 yang mengatur persekutuan komanditer. Tentu tidak lupa KUHPerdata, sebagaimana konsep awalnya merupakan persekutuan atas dasar perjanjian.



4.2.4 Proses Pengurusan
Prosedur pengurusan pendirian perusahaan berbentuk CV sebagai berikut:
1. Membuat akta pendirian di notaris. (Ada baiknya memilih notaris yang berlokasi tidak jauh atau dalam satu wilayah dengan domisili CV yang akan didirikan);
2. Mengisi formulir izin-izin yang terkait dengan bidang usaha CV. Kemudian, menyerahkan kembali kepada petugas/instansi terkait dengan melampirkan persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan;
3. Kurang lebih setelah 14 hari pemilik/pendiri persahaan akan menerima hasil pengajuan izin-izin tersebut.

4.2.5 Pembagian Keuntungan dalam CV
Berdasarkan ketentuan Pasal 1633 KUHPerdata, sekutu komanditer mendapat keuntungan sesuai dengan yang ditentukan dalam anggaran dasar persekutuan. Jika dalam anggaran dasar tidak ditentukan, maka sekutu komanditer mendapat keuntungan sesuai dengan jumlah pemasukannya.

4.2.6 Pengertian Dasar Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) pada hakikatnya adalah salah satu dari bentuk badan usaha yang merupakan modal. Perseroan terbatas didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang (UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Perbedaan PT dengan badan usaha lainnya, pada dasarnya terletak pada lingkup dan luas tanggung jawabnya.
Di dalam konteks persoalan terbatas, para pengurus atau para pemegang saham hanya bertanggung jawab ”sebatas” jumlah saham para pemegang saham tersebut. Atas dasar itu pula, maka tercetuslah nama perseroan ”terbatas”, dalam arti terbatas pada lingkup dan luas tanggung jawabnya. Secara keseluruhan, PT memiliki prinsip-prinsip sebagai keistimewaannya sebagai berikut:
1. Merupakan bentuk persekutuan yang berbadan hukum;
2. Merupakan kumpulan modal atau saham;
3. Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan para pengurus atau perseronya;
4. Pemegang saham memiliki tanggung jawab sebatas jumlah sahamnya;
5. Adanya pemisahan fungsi serta tugas dari pemegang saham dan pengurus atau direksi;
6. Memiliki komisaris selaku pengawas perseroan;
7. Kekuasaan tertinggi terletak pada keputusan atau hasil (kuorum) rapat umum pemegang saham.

Perseroan terbatas ada beberapa jenis. Berikut ini beberapa macam perseroan terbatas (PT), yaitu:
1. Perseroan Terbatas Tertutup
PT tertutup adalah PT yang saham perusahaannya hanya bisa diterima oleh orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak menerima investor dari luar secara sembarangan. PT tertutup pada umumnya berbentuk PT keluarga/kerabat dan saham yang di kertasnya sudah ditulis nama pemilik saham, tidak mudah berpindah ke orang lain, dan tidak dengan mudah dialihkan ke pihak lain.
2. Perseroan Terbatas Terbuka/Publik
PT terbuka (tbk) adalah salah satu jenis PT yang saham perusahaannya bisa dipindah hak kepemilikannya dengan cara diperjual-belikan dan sahamnya boleh dibeli dan dimiliki oleh khalayak ramai tanpa terkecuali, sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang di pasar modal (termasuk juga Peraturan-Peraturan BAPEPAM). Umumnya, saham PT terbuka kepemilikannya berdasarkan unjuk sehingga tidak sulit menjual ataupun membelinya.
3. Perseroan Terbatas Domestik
PT domestik merupakan PT yang berdiri dan melakukan kegiatan operasionalnya di dalam negeri dengan mengikuti aturan yang berlaku di Republik Indonesia.
4. Perseroan Terbatas Asing
PT Asing adalah PT yang didirikan di negara lain dengan aturan dan hukum yang berlaku di negara temapt PT tersebut didirikan. Tetapi, perusahaan tersebut memiliki cabang di Indonesia, dengan syarat-syarat mereka harus memenuhi persyaratan-persyaratan serta peraturan yang berlaku di Indonesia.
5. PT PMDN
PT PMDN atau PT dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri adalah PT yang melakukan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

6. PT PMA
PT PMA atau PT dalam rangka Penanaman Modal Asing adalah PT yang melakukan kegiatan menanam modal guna melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing seluruhnya ataupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
7. Perseroan Terbatas dengan Mayoritas Perseorangan
PT mayoritas perseorangan pada hakikatnya merupakan PT yang hampir semua sahamnya yang telah dikeluarkan secara mayoritas dimiliki oleh satu orang saja. Orang yang menguasai mayoritas saham tersebut juga bertindak atau menjabat sebagai direktur di perusahaan tersebut. Dengan demikian, orang itu bisa disebut sebagai pemilik kekuasaan mayoritas, yaitu menguasai wewenang direktur dan juga RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

4.2.7 Syarat-Syarat Mendirikan PT
Agar dapat mendirikan suatu PT, berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi:
1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih;
2. Akta notaris dalam bahasa Indonesia;
3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan;
4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri Kehakiman (Menteri Hukum dan HAM) dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI);
5. PT memiliki modal dasar minimal Rp 50.000.000,00 dan modal yang disetro minimal 25% dari dasar modal;
6. Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia (kecuali dalam hal PT PMA).

4.2.8 Dokumen-Dokumen Untuk Pendirian PT
Pendirian sebuah PT memerlukan dipenuhinya beberapa dokumen dan berkas-berkas. Berikut ini dokumen berkas-berkas yang harus dipenuhi, yaitu
1. Akta notaris: dokumen yang dibutuhkan ketika penandatanganan akta pendirian bersama notaris adalah:
• KTP dari para pendiri (minimal 2 orang dan bukan suami-istri);
• Jumlah modal dasar dan jumlah modal disetor;
• Jumlah (persentase) saham yang diambil oleh masing-masing pendiri;
• Susunan direksi dan komisaris serta jumlah dewan direksi dan dewa komisaris.
2. Izin domisili/SITU, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perdagangan). Dokumen yang dibutuhkan guna pengurusan izin domisili, NPWP, SIUP, dan TDP adalah :
• Kartu keluarga (KK) direktur utama;
• NPWP direksi (bila tidak ada minimal direktur utama);
• Fotokopi Perjanjian Sewa Gedung/Ruko berikut Surat Keterangan Domisili dari pengelola. Apabila gedung yang digunakan sebagai kantor statusnya adalah sewa, maka:
• Fotokopi sertifikat tanah dan PBB (bila kantor berlokasi di gedung atau ruang milik sendiri);
• Pas foto direktur utama berukuran 3 x 4 berwarna 4 lembar;
• Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan dengan meja, komputer, dan berikut 1-2 pegawai), menyiapkan lokasi untuk survei lokasi atau tempat;
• Stempel perusahaan.
• Pengesahan akta pendirian oleh Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia;
• Bukti setor modal PT di bank tempat PT membuka rekening PT.

4.2.9 Prosedur Pengurusan Perizinan Pendirian PT
Agar dapat mengurus perizinan dalam mendirikan sebuah perusahaan yang berbentuk PT prosedur singkatnya sebagai berikut:
1. Pemohon atau penerima kuasa mendaftarkan nama PT-nya beserta persyaratan yang lengkap ke notaris (ada baiknya mencari notaris yang berlokasi di wilayah PT yang akan ditempati, guna memudahkan konsultasi dan diskusi)muntuk dibuatkan akta pendirian PT;
2. Setelah akta pendirian oleh notaris selesai, yidak lupa meminta notaris untuk mengesahkannya ke Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan mendaftarkannya ke SISMINBAKUM;
3. Pemohon kemudian memohon surat keterangan domisili dari kelurahan setempat (dengan surat pengantar dari RT/RW setempat) atau pengelola gedung (bila lokasi kantor berada di gedung) dan/atau SITU;
4. Sebelum mulai beroperasi atau melakukan kegiatan, urus, dan registrasikan NPWP perusahaan di kantor pajak wilayah setempat, guna syarat pendaftaran di dinas perindustrian setempat sehingga perusahaan dapat memperoleh Tanda Daftar Perusahaan dan mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan atau Surat Izin Usaha Industri yang sesuai dengan jenis usahanya;
5. Setelah memperoleh izin domisili dan NPWP, buka rekening atas nama perseroan terbatas di bank pilihan perseroan tersebut, lakukan setoran modal perusahaan, dan simpan bukti setorannya untuk pengarsipan dan pembuktian telah disetorkannya modal perusahaan.

Baku Mutu Air

Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan, baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau harus ada , dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.
Air ternyata dapat mengandung bebagai macam bahan-bahan. Misalnya saja seperti logam, endapan-endapan, mineral-mineral, dan bahan-bahan lainnya. Bahan-bahan berbahaya ini mungkin saja terlarut dalam air selama perjalanan air. Air yang mengalir melalui suatu saluran mungkin saja melalui daerah industri, daerah padat penduduk, dan daerah pembuangan limbah. Kontak air dengan bahan-bahan berbahaya ini menyebabkan air terkontaminasi sehingga air mengandung bahan-bahan berbahaya yang semestinya tidak terkandung di dalam air tersebut.
Baku mutu air merupakan suatu ukuran atau tingkat tercemarnya air oleh bahan-bahan tertentu. Terdapat berbagai jenis atau berbagai macam baku mutu air. Hal ini ditentukan berdasarkan tingkat tercemarnya air. Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari harus memiliki tingkat pencemaran yang rendah. Air yang sudah tercemar dengan bahan-bahan yang berbahaya sebaiknya tidak dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.
Banyak terjadi permasalahan mengenai kualitas air yang menyangkut baku mutu air. Salah satunya terjadi di Kota Tangerang. Kualitas air sungai dan kali di Kota Tangerang dapat dilihat dari kualitas air sungai besar yang mengaliri Kota Tangerang yaitu Sungai Cisadane dan 4 kali yaitu Mookervart, Sabi, Angke, dan Cirarab.
Parameter-parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas air sungai tersebut adalah suhu, TSS, pH, Hg, DO, PO4, Cd, Minyak dan lemak, NO3, Zn, Cu, Pb, BOD, COD dan Fecal Coliform. Indeks pencemaran yang diperoleh pada sungai Cisadane sebesar 10,33 yang berarti bahwa sungai tersebut tercemar berat dengan parameter yang berada di atas baku mutu lingkungan yaitu: suhu (29,22 oC seharusnya 28 oC); TSS (50,78 seharusnya 50); BOD (2,23 mg/l seharusnya 2 mg/l); COD (13,30 mg/l seharusnya 10 mg/l) dan fecal coliform (48378 MPN/100ml seharusnya 100 MPN/100ml), sedangkan paramater pH, NH3-N, Hg, DO, PO4, Cd, Cl, minyak dan lemak, NO3-N, Zn, Cu, dan Pb berada di bawah baku mutu lingkungan untuk air golongan 1 yaitu air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air minum dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kali Mookervart memiliki indeks pencemaran sebesar 7,26 yang berarti kali tersebut tercemar sedang dengan parameter yang berada di atas baku mutu lingkungan yaitu: suhu (30,01 oC seharusnya 28 oC); Cu (0,04 mg/l seharusnya 0,02 mg/l); BOD (13,17 mg/l seharusnya 6 mg/l); COD (80,12 mg/l seharusnya 50 mg/l) dan fecal coliform (129563 MPN/100ml seharusnya 200 MPN/100ml) sedangkan paramater TSS, pH, NH3-N, Hg, DO, PO4, Cd, Cl, minyak dan lemak, NO3-N, Zn, SO4, dan Pb berada di bawah baku mutu lingkungan.
Kali Sabi memiliki indeks pencemaran sebesar 7,02 yang berarti kali tersebut tercemar sedang dengan parameter yang berada di atas baku mutu lingkungan yaitu: suhu (29,24 oC seharusnya 28 oC); pH (7,51 seharusnya 7,5); Zn (0,13 mg/l seharusnya 0,05 mg/l); BOD (7,99 mg/l seharusnya 6 mg/l) dan fecal coliform (113475 MPN/100ml seharusnya 2000 MPN/100ml) sedangkan paramater TSS, Hg, NH3-N, Hg, DO, PO4, Cd, Cl, minyak dan lemak, NO3-N, SO4, Cu, Pb, dan COD berada di bawah baku mutu lingkungan.
Kali Angke memiliki indeks pencemaran sebesar 4,01 yang berarti kali tersebut tercemar ringan dengan parameter yang berada di atas baku mutu lingkungan yaitu: suhu (29,36 oC seharusnya 28 oC); DO (4,04 mg/l seharusnya 3 mg/l); Zn (0,1 mg/l seharusnya 0,05 mg/l) dan fecal coliform (16321 MPN/100ml seharusnya 2000 MPN/100ml) sedangkan paramater TSS, pH, NH3-N, Hg, PO4, Cd, Cl, minyak dan lemak, NO3-N, SO4, Cu, Pb, BOD dan COD berada di bawah baku mutu lingkungan.
Indeks pencemaran kali Cirarab adalah sebesar 5,67 yang berarti bahwa kali Cirarab tercemar ringan dengan parameter yang berada di atas baku mutu lingkungan yaitu: suhu (29,74 oC seharusnya 28 oC); pH (7,54 seharusnya 7,5); NH3-N (1 mg/l seharusnya 0,6 mg/l); DO (3,4 mg/l seharusnya 3 mg/l); Zn (0,12 mg/l seharusnya 0,05 mg/l); BOD (7,61 mg/l seharusnya 6 mg/l) dan fecal coliform (47134 MPN/100ml seharusnya 2000 MPN/100ml) sedangkan paramater TSS, Hg, PO4, Cd, Cl, minyak dan lemak, NO3-N, SO4, Cu, Pb dan COD berada di bawah baku mutu lingkungan.
Baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan untuk kali Mookervart, Sabi, Angke, dan Cirarab adalah golongan III yaitu air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kualitas air menyangkut kualitas fisik, kualitas kimia, dan kualitas biologi. Kualitas fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kualitas kimia berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam dan residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa, dan warna air akan berubah. Sedangkan kualitas biologi berkaitan dengan kehadiran mikroba patogen, pencemar, dan penghasil toksin. Pemantauan terhadap kualitas air yang dilakukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) di lima wilayah DKI Jakarta tahun 2004 menunjukkan air sungai dan air tanah memiliki kandungan pencemar organik dan anorganik yang tinggi. Akibatnya, air sungai dan air tanah di DKI Jakarta tidak sesuai lagi dengan baku mutu peruntukannya yaitu air minum, perikanan, pertanian, dan usaha perkotaan lainnya. Tingginya tingkat pencemaran air di Jakarta terutama berasal dari limbah domestik, terutama yang berasal dari septic tank. Data dari KLH menyebutkan pencemaran air 55% disebabkan limbah domestik yang ditandai dengan tingginya kandungan coliform dan fecal coli (Anonim, 2004). Pemantauan BPLHD DKI Jakarta tahun 2004 di 66 lokasi yang tersebar di 13 sungai menunjukan seluruh lokasi tersebut tidak layak dijadikan sumber air minum. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bagian hulu sungai Ciliwung yang biasa digunakan sebagai air baku air minum pun telah mengandung kadar BOD rata-rata 8,97 mg/L dan COD dengan kadar rata-rata 35,22 mg/L. Padahal baku mutu BOD 10 mg/L dan COD 20 mg/L (Nurhayati, 2004). USAID Indonesia menyebutkan 63% air tanah di Jakarta tercemar E.coli, sementara pihak pemerintah menyatakan tingkat pencemaran mencapai 80%. (Kompas, 27 03 07, Kota Kita; Revitalisasi Air).
Berdasarkan pengakuan warga Daerah Rawamangun, Jakarta Timur, di sana airnya tidak layak dikonsumsi. Bahkan tidak layak lagi digunakan untuk mandi karena berminyak, berwarna coklat dan licin. Sementara itu, warga Kelurahan Tomang, Jakarta Barat mengaku lebih menggunakan air dari PDAM daripada air tanah, karena air tanah di daerah tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi untuk kebutuhan sehari – hari apalagi untuk minum. Menurut data lainnya, Sedikitnya 25 sumur di daerah Bidara Cina, Jakarta Timur, diketahui telah terkontamisasi bahan kimia seperti arsenik dan bakteri. Kadar arsenik di 14 sumur terbuka dan 11 sumur tertutup di Bidara Cina menunjukkan angka mencapai 0.02 mg/l dan terdapat kuman coliform dan faecal coli yang mencapai batas lebih besar dari 2400/100 ml. Air permukaan dan air tanah dangkal yang sudah tercenar dan tidak layak lagi dikonsumsi, menyebabkan besarnya kebutuhan akan pemakaian air PDAM. Akan tetapi, PDAM DKI Jakarta masih belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan air minum yang dikonsumsi warga DKI Jakarta. Permasalah ini disebabkan karena kurangnya kuantitas dan kualitas sumber air yang digunakan. Permasalahan ini membuat PDAM memberikan khlor ke dalam air sebagai disinfektan dengan jumlah yang cukup banyak, padahal efeknya bisa memunculkan radikal bebas. Keadaan tersebut, sangat memprihatinkan bagi warga DKI Jakarta. Mereka mempunyai pilihan yang sulit. Mengkonsumsi air tanah yang tidak layak atau berebut air PDAM. Sementara industri atau perusahaan besar, menggunakan pompa air untuk menggunakan air tanah dalam dengan kemampuan financial dan teknologinya. Penggunaan air tanah dalam oleh perusahaan dan industri besar ini akhirnya dilakukan secara berlebihan karena kebutuhan yang besar pula. Penggunaan air dalam secara berlebihan menyebabkan pengosongan air dalam tanah sehingga membuat penurunan permukaan tanah dan intrusi air laut. Penurunan permukaan tanah menyebabkan 45 % wilayah DKI Jakarta lebih rendah dari permukaan air laut. Sementara intrusi air laut menyebabkan semakin menurunnya kualitas air tanah dan merusak pondasi bangunan di DKI Jakarta.
Baku mutu air merupakan kondisi yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan, air dengan suatu baku mutu air tertentu hanya dapat dipergunakan untuk satu kegiatan saja. Air minum dan air untuk kperluan sehari-hari tentu saja berbeda ukuran baku mutu airnya dibandingkan dengan air yang diperlukan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, dan air untuk pertanian. Namun, banyak golongan masyarakat yang kini tidak terlalu menghiraukan baku mutu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. Terkadang di kota-kota besar yang padat penduduknya, masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai atau pinggiran kali, mempergunakan air kali atau air sungai untuk berbagai macam keperluan sehari-hari. Air untuk memasak, mandi, dan mencuci semuanya mempergunakan air yang berasal dari satu sumber saja. Tentu saja ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan mengingat mungkin saja air kali atau air sungai yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari tersebut tercemar oleh bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan masyarakat yang memakainya.

Limbah Cair dan Cara daur Ulangnya

I. Pengertian limbah cair.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah cair dapat diartikan sebagai hasil buangan yang berbentuk cair atau liquid. Limbah jenis ini dapat dihasilkan dari kegiatan atau proses di dalam rumah tangga, industri, bahkan kegiatan atau proses di dalam pertambangan. Limbah cair lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Air limbah ini umumnya dibuang melalui saluran / got menuju sungai ataupun laut. Terkadang dalam perjalannya menuju laut, air limbah ini dapat mencemari sumber air bersih yang dipergunakan oleh manusia. Dengan demikian penanganan air limbah perlu mendapat perhatian serius. Selain dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga dapat mengganggu lingkungan, hewan, ataupun bagi keindahan.
Terkadang limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut sertab di dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian di-proses dan setelah itu dibuang,Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa pabrik tertentu, misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, besi baja – sebagian besar air dipergunakan untuk pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini dipompa dari sumbernya lalu dilewatkan pada bagian-bagian yang membutuhkan pendinginan, kemudian dibuang. Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air mengalir dalam volume yang cukup besar. Air ketel akan dibuang pada waktu-waktu tertentu setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sebab air ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai air ketel dan karenanya harus dibuang. Bersamaan dengan itu dibutuhkan pula sejumlah air untuk mencuci bagian dalam ketel air pencuci ini juga harus dibuang. Inilah yang menyebabkan limbah cair terdapat dalam jumlah besar di alam, terutama di lingkungan perkotaan, pertambangan, dan perindustrian.

II. Karakteristik limbah cair.
Karakteristik dari limbah cair dapat dilihat dari asal tempat atau sumber tempat limbah cair tersebut dapat dihasilkan. Pencucian lantai pabrik setiap hari untuk beberapa pabrik tertentu membutuhkan air dalam jumlah banyak. Pabrik pengalengan ikan membutuhkan air pencuci dalam jumlah yang relatif harus banyak, Jumlah air terus menerus diperlukan mencuci peralatan, lantai dan lainlain,Karat perlu dicuci sebelum masuk pencincangan dan pada saat dicincang air terus-menerus mengalir untuk menghilangkan pasir abu yang terbawa.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerap kali air dari pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan 577 ciri yang dapat diidentifikasi secara visual dapat diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lainnya.
Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan sifat kimia air di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas dianjurkan. Jenis industri menghasilkan limbah cair di antaranya adalah industri-industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustiksoda, elektro plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, daging dan lain-lain.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri ini tergantung pada banyak produksi yang dihasilkan, serta jenis produksi. Industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m3 setiap ton pulp yang diproduksi. Untuk industri ikan dan makanan laut limbah air berkisar antara 79 m3 sampai dengan 500 m3 per hari, industri pengolahan crumb rubber limbah air antara 100 m3 s/d 2000 m3 per hari, dan industri pengolahan kelapa sawit mempunyai limbah air rata-rata 120 m3 per hari skala menengah.
III. Industri-industri penghasil limbah cair.
1. Industri tahu dan tempe.
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai (EMDI & BAPEDAL, 1994). Pada industri tempe, sebagian besar limbah cair yang dihasilkan berasal dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, peralatan proses dan lantai. Karakter limbah cair yang dihasilkan berupa bahan organik padatan tersuspensi (kulit, selaput lendir dan bahan organik lain) (Darmono, 2001). Industri pembuatan tahu dan tempe harus berhati-hati dalam program kebersihan pabrik dan pemeliharaan peralatan yang baik karena secara langsung hal tersebut dapat mengurangi kandungan bahan protein dan organik yang terbawa dalam limbah cair. Kunci untuk mengurangi pencemaran adalah mencegah bahan-bahan yang masih bermanfaat terbawa limbah cair . Larutan bekas pemasakan dan perendaman dapat didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal kedelai. Perlakuan hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk dilakukan seefisien mungkin untuk mencegah protein yang terbawa dalam air dadih (EMDI & BAPEDAL, 1994). Perombakan (degradasi) limbah cair organik akan menghasilkan gas metana, karbondioksida dan gas-gas lain serta air. Perombakan tersebut dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Pada proses aerobik limbah cair kontak dengan udara, sebaliknya pada kondisi anaerobik limbah cair tidak kontak dengan udara luar (Sugiharto, 1987). Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 galon minyak diesel. Untuk memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 ft3 per hari.
2. Industri tekstil.
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis.
Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar. Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100 kg BOD/ton. Informasi tentang banyaknya limbah produksi kecil batik tradisional belum ditemukan. Serat buatan dan serat alam (kapas) diubah menjadi barang jadi tekstil dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapas dibersihkan sebelum disatukan menjadi benang. Pemintalan mengubah serat menjadi benang. Sebelum proses penenunan atau perajutan, benang buatan maupun kapas dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku. Zat kanji yang lazim digunakan adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetil selulosa (CMC). Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses kering. Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam (untuk pati) atau hanya air (untuk PVA atau CMC). Penghilangan kanji pada kapas dapat memakai enzim. Sering pada waktu yang sama dengan pengkanjian, digunakan pengikisan (pemasakan) dengan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran dari kain kapas. Kapas juga dapat dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium hidroksida, dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam untuk meningkatkan kekuatannya. Penggelantangan dengan natrium hipoklorit, peroksida atau asam perasetat dan asam borat akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk pewarnaan. Kapas memerlukan pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda abu dan peroksida). Pewarnaan serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan memakai proses kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Di Indonesia denim biru (kapas) dicat dengan zat warna. Kain dibilas diantara kegiatan pemberian warna. Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu pada kain diatas rol atau kasa.

IV. Pengolahan dan penanganan limbah cair.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1. Pengolahan secara fisika
2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.

Pengolahan Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation). Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).

Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida. Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1. trickling filter
2. cakram biologi
3. filter terendam
4. reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

Perencanaan Bendung

Pengertian Bendung
Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Fungsi bendung ini berbeda dengan fungsi bendungan dimana sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung di dalam bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu dengan memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).
Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat melintang sungai dan fungsi utamanya adalah untuk membendung aliran sungai dan menaikkan level atau tingkat muka air di bagian hulu. Sebelum membangun sebuah konstruksi bendung, terlebih dahulu ditentukan lokasi atau di bagian sungai mana bendung tersebut akan dibangun. Ini terkait dengan wilayah atau luas petak-petak sawah yang aliran air irigasinya akan dibantu oleh adanya konstruksi bendung tersebut. Pemilihan lokasi bendung hendaknya memperhatikan beberapa hal-hal seperti, wilayah atau topografi daerah yang akan dialiri, topografi lokasi bendung, keadaan hidrolis aliran sungai, keadaan tanah pondasi, dan lain sebagainya. Selain hal-hal utama yang telah disebutkan tadi, terdapat pula hal-hal khusus yang harus tetap diperhatikan sebelum membangun sebuah konstruksi bendung, misalnya konstruksi bendung harus direncanakan sedemikian rupa agar seluruh daerah dapat dialiri secara proses gravitasi, tinggi bendung dari dasar sungai tidak lebih dari tujuh meter, saluran induk tidak melewati trase yang sulit, letak bangunan pengambilan (intake) harus di letakkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran masuknya air, sebaiknya lokasi bendung itu berada pada alur sungai yang lurus, keadaan pondasi cukup baik, tidak menimbulkan genangan yang luas di udik bendung serta tanggul banjir sependek mungkin, dan pelaksanaan tidak sulit dan biaya pembangunan tidak mahal. Untuk keperluan perencanaan dan pembangunan suatu konstruksi bendung, diperlukan pula data-data yang nanti akan dipergunakan untuk menentukan dimensi, luasan, dan bagian-bagian bendung yang perlu dibangun. Data-data tersebut, misalnya data topografi, data hidrologi, data morfologi, data geologi, data mekanika tanah, standar perencanaan (PBI, PKKI, PMI, dll), data lingkungan, dan data ekologi. Selain itu, diperlukan juga data-data terkait tentang curah hujan di derah tersebut, data debit banjir, dan data-data lain yang terkait dengan keadaan hidrologis daerah tersebut. Semua data-data ini dipergunakan untuk perencanaan dan pembangunan sebuah konstruksi bendung.

Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu
• Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;
• Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya;
• Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah;
• Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
• Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.

Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor, yaitu

• Keadaan Topografi
o Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari;
o Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan;
o Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.

• Keadaan Hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor – faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor – faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung.

• Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu
o Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi;
o Trase saluran induk terletak di tempat yang baik.

• Kondisi Hidraulik dan Morfologi
o Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir;
o Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir;
o Tinggi muka air pada debit banjir rencana;
o Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

• Kondisi Tanah Pondasi
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan karena arus dan sebagainya.

• Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.

Pembagian Jenis-Jenis Bendung

• Berdasarkan cara pembendungannya
Pembendungan air dapat tidak hanya dengan puncak pelimpah yang permanen saja, tetapi dapat juga dilengkapi dengan pintu pengatur yang bekerja di atas puncak ambang bendung. Berdasarkan hal tersebut, maka bendung dapat dibagi, yaitu
o Bendung
Bila seluruh atau sebagian besar dari pembendungannya dilakukan oleh sebuah puncak pelimpah yang permanen. Meskipun bendung juga dilengkapi dengan pintu, tetapi bagian dari pintu ini lebih kecil dalam pelaksanaan pembendungan air.
o Baragge
Jika seluruh pembendungan atau sebagian besar dari pembendungan dilakukan oleh pintu. Pada barrage yang pembendungannya dilakukan seluruhnya oleh pintu, maka pada waktu banjir pintu tersebut dibuka sehingga peluapannya akan menjadi minimum atau berkurang.

• Berdasarkan Fungsinya
o Bendung Pengarah ( Diversion Weir )
Diversion Weir adalah suatu bangunan pelimpah dengan atau tanpa pintu penutup dan terletak melintang atau memotong kedalaman dasar sungai. Fungsinya adalah untuk membelokkan air sungai ke saluran primer.
o Bendung Penahan
Fungsinya adalah untuk menyimpan air banjir atau manahan air banjir pada saat banjir datang sebagai penahan atau pengontrol banjir.

• Berdasarkan Bentuk dan Material Konstruksi
o Masonary Weir With Vertical Drops.
Bendung tipe ini terdiri dari sebuah lantai horisontal dan sebuah puncak ambang dari pasangan batu tembok dengan permukaan air hampir tegak. Bendung tipe ini cocok untuk tanah dasar lempung keras.
o Rock Dry Stone Weir.
Bendung tipe ini adalah tipe yang sederhana, tipe ini cocok untuk tanah dasar berpasir halus seperti tanah alluvial. Bendung tipe ini juga membutuhkan jumlah batu yang sangat banyak, jadi bendung tipe ini tidak banyak dipakai.

Bangunan Yang Terdapat Pada Bendung

• Tubuh Bendung (Weir)
Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendung laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian ini biasanya terbuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendung umumnya dibuat melintang pada aliran sungai. Tubuh bendung merupakan bagian yang selalu atau boleh dilewati air baik dalam keadaan normal maupun air banjir. Tubuh bendung harus aman terhadap tekanan air, tekanan akibat perubahan debit yang mendadak, tekanan gempa,dan akibat berat sendiri.
• Pintu Air (Gates)
Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur, membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air, yaitu
o Daun Pintu (Gate Leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.
o Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
o Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
o Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

• Pintu Pengambilan (Intake)
Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilam debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup satu saja.

• Pintu Penguras
Penguras ini bisanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung dan kadang-kadang ada pada kiri dan kanan bendung. Hal ini disebabkan letak daripada pintu pengambilan. Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kiri bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kiri pula. Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kanan bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kanan pula. Sekalipun kadang-kadang pintu pengambilan ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras cukup satu hal ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung. Pintu penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar. Lebar pilar antara 1,00 sampai 2,50 meter tergantung konstruksi apa yang dipakai. Pintu penguras ini berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras, sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat diatasnya.
• Kolam Peredam Energi
Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada palung maupun pada sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada daerah itu masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (local scauring). Untuk meredam kecepatan yang tinggi itu, dibuat suatu konstruksi peredam energi. Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu bentuk pertemuan antara penampang miring, penampang lengkung, dan penampang lurus. Secara garis besar konstruksi peredam energi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu
o Ruang Olak Tipe Vlughter
Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak membawa batuan besar. Bentuk hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas mercu dan perbedaan energi di hulu dengan muka air banjir hilir.
o Ruang Olak Tipe Schoklitsch
Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam energi tipe Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam energi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu tinggi energi di atas mercu dan perbedaan tinggi energi di hulu dengan muka air banjir di hilir.
o Ruang Olak Tipe Bucket
Kolam peredam energi ini terdiri dari tiga tipe, yaitu solid bucket, slotted rooler bucket atau dentated roller bucket, dan sky jump. Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter, namun perbedaanya sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini digunakan bilamana sungai membawa batuan sebesar kelapa (boulder). Untuk menghindarkan kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung sehingga bilamana ada batuan yang terbawa akan melanting ke arah hilirnya.
o Ruang Olak Tipe USBR
Tipe ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter. Ruang olakan ini memiliki berbagai variasi dan yang terpenting ada empat tipe yang dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan konstruksinya. Tipe-tipe tersebut, yaitu ruang olakan tipe USBR I merupakan ruang olakan datar dimana peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran dengan permukaan dasar kolam, ruang olakan tipe USBR II merupakan ruang olakan yang memiliki blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung hulu dan di dekat ujung hilir (end sill) dan tipe ini cocok untuk aliran dengan tekanan hidrostatis lebih besar dari 60 m, ruang olakan tipe USBR III merupakan ruang olakan yang memiliki gigi pemencar di ujung hulu, pada dasar ruang olak dibuat gigi penghadang aliran, di ujung hilir dibuat perata aliran, dan tipe ini cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan ruang olakan tipe USBR VI merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar di ujung hulu, di ujung hilir dibuat perata aliran, cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan Bilangan Froud antara 2,5 - 4,5.
o Ruang Olak Tipe The SAF Stilling Basin (SAF = Saint Anthony Falls)
Ruang olakan tipe ini memiliki bentuk trapesium yang berbeda dengan bentuk ruang olakan lain dimana ruang olakan lain berbentuk melebar. Bentuk hidrolis tipe ini mensyaratkan Fr (Bilangan Froude) berkisar antara 1,7 sampai dengan 17. Pada pembuatan kolam ini dapat diperhatikan bahwa panjang kolam dan tinggi loncatan dapat di reduksi sekitar 80% dari seluruh perlengkapan. Kolam ini akan lebih pendek dan lebih ekonomis akan tetapi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu faktor keselamatan rendah (Open Channel Hidraulics, V.T.Chow : 417-420)

• Kantong Lumpur
Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.

• Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :
o Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran sungai.
o Pengoperasian pintu.
o Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga eksploitasi dan pemeliharaan.
o Jembatan diatas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.

Keadaan Tubuh Bendung

• Menentukan Tinggi Muka Air Maksimum Pada Sungai
Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi oleh:
o Kemiringan dasar sungai ( I );
o Lebar dasar sungai (b);
o Debit maksimum (Qd).

• Menentukan Tinggi Mercu Bendung
Tinggi mercu bendung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
o Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh;
o Elevasi kedalaman air di sawah;
o Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah;
o Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran tersier;
o Kehilangan tekanan dari saluran primer ke saluran sekunder;
o Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran;
o Kehilangan tekanan di alat – alat ukur;
o Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer;
o Persediaan tekanan untuk eksploitasi;
o Persediaan untuk bangunan lain.
Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik atau dasar sungai di udik bendung dan elevasi mercu. Dalam menentukan tinggi mercu bendung maka harus dipertimbangkan terhadap :
o Kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan;
o Kebutuhan tinggi energi untuk pembilasan;
o Tinggi muka air genangan yang akan terjadi;
o Kesempurnaan aliran pada bendung;
o Kebutuhan pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung;
o Tinggi mercu bendung, dianjurkan tidak lebih dari 4,00 meter dan minimum 0,5 H (H = tinggi energi di atas mercu).

• Menentukan Tinggi Air di Atas Mercu Bendung
Tinggi air di atas mercu bendung dipengaruhi oleh:
o Lebar Bendung (B)
Lebar bendung adalah jarak antara dua tembok pangkal bendung (abutment), termasuk lebar bangunan pembilas dan pilar-pilarnya. Ini disebut lebar mercu bruto. Biasanya lebar bendung (B) < style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">1. Kemampuan melewatkan debit desain dengan tinggi jagaan yang cukup;
2. Batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada debit desain.
Berkaitan dengan itu panjang mercu dapat diperkirakan, yaitu
1. Sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank full discharge);
2. Umunya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai yang telah stabil.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula terlalu lebar. Bila desain panjang mercu bendung terlalu pendek, akan memberikan tinggi muka air di atas mercu lebih tinggi. Akibatnya tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian pula genangan banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat mengakibatkan profil sungai bertambah lebar pula sehingga akan terjadi pengendapan sedimen di udik bendung yang dapat menimbulkan gangguan penyadapan aliran ke intake.

• Lebar Efektif Bendung
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit. Untuk menetapkan besarnya lebar efektif bendung, pelu diketahui mengenai eksploitasi bendung, karena pengaliran air di atas pintu lebih sukar daripada pengairan air di atas mercu bendung, maka kemampuan pintu pembilas untuk pengaliran air dianggap hanya 80%.

• Menentukan Panjang dan Dalam Kolam Olak
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Kolam olak sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran.

• Menentukan Panjang Lantai Muka
Akibat dari pembendungan sungai akan menimbulkan pebedaan tekanan, selanjutnya akan terjadi pengaliran di bawah bendung. Karena sifat air mencari jalan dengan hambatan yang paling kecil yang disebut “Creep Line”, maka untuk memperbesar hambatan, Creep Line harus diperpanjang dengan memberi lantai muka atau suatu dinding vertical. Untuk menentukan Creep Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori :

o Teori Bligh
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah sebanding dengan panjang jalan Creep Line.

o Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi yang diperlukan oleh air untuk mengalir ke arah vertical lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1.

• Menentukan Stabilitas Bendung
Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung sesuai dengan yang direncanakan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Stabilitas bendung ditentukan oleh gaya – gaya yang bekerja pada bendung, seperti:
o Gaya berat;
o Gaya gempa;
o Tekanan Lumpur;
o Gaya hidrostatis;
o Gaya Uplift Pressure (Gaya Angkat).

• Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran (pintu pengambilan atau intake gate). Pada bendung tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa juga hanya satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk mencegah masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pintu. Pada waktu banjir, pintu pengambilan cukup ditutup untuk mencegah masuknya benda kasar ke saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir di sungai biaanya tidak lama. Maka yang dianggap air normal pada sungai adalah setinggi mercu. Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya maksimal 2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih dari satu pintu dengan pilar-pilar diantaranya.

• Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B), sedangkan pada saat banjir pintu penguras ditutup. Bila banjir lewat di atas pintu, maka tinggi pintu penguras harus setinggi mercu bendung. Oleh karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk tinggi air setinggi air banjir.

Stabilitas Bendung

Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat – syarat konstruksi dari bendung, antara lain:
• Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;
• Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran air yang meresap di dalam tanah;
• Bendung harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya;
• Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
• Peluap harus berbentuk sedemikian rupa agar air dapat membawa pasir, kerikil, dan batu – batuan dan tidak menimbulkan kerusakan pada puncak ambang.

Tipe-Tipe Mercu Bendung

• Tipe Mercu Bulat
Untuk bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai – sungai, type ini banyak memberikan keuntungan karena akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan tekanan negatif pada mercu. Untuk bendung dengan 2 jari – jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga koefisien debit.

• Tipe Mercu Ogee
Bentuk mercu type Ogee ini adalah tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Sehingga mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencananya. Untuk bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir. Salah satu alasan dalam perencanaan digunakan Tipe Ogee adalah karena tanah disepanjang kolam olak, tanah berada dalam keadaan baik, maka tipe mercu yang cocok adalah tipe mercu ogee karena memerlukan lantai muka untuk menahan penggerusan, digunakan tumpukan batu sepanjang kolam olak sehingga dapat lebih hemat.

• Tipe Mercu Vlughter
Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi sungai tidak membawa batuan-batuan besar. Tipe ini banyak dipakai di Indonesia.

• Tipe Mercu Schoklitsch
Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar yang mengakibatkan galian atau koperan yang sangat besar.